BERPIKIR KRITIS
Oleh
: MUHAMMAD SUHADAK,S.Pd
Terkadang manusia selalu mempersoalkan
sesuatu apapun, termasuk mengapa harus berfilsafat ? Banyak hal ditanyakan,
seperti benda, keadaan, hal kongkret ataupun abstrak. Mengapa timbul selalu
timbul pertanyaan – pertanyaan pada orang berfilsafat ?. Hal tersebut
dikarenakan bagi orang berfilsafat segala sesuatu selalu mengherankan. Ketika
mendengar kata hari senin, orang berfilsafat akan bertanya mengapa senin hari
bukan nama orang bukan bulan dst.
Bertanyalah, itulah awal dari ilmu.
Bertanya mengidentifikasi bahwa ada yang dipikirkan, ketika ada yang dipikirkan
berarti ada yang dibicarakan dan akan dituliskan, itulah awal dan skema
berfilsafat. Kritis dan selalu mengkritisi bahkan pada hal – hal yang mungkin tidak
dikritisi orang yang tidak berfilsafat. Dengan demikian berfilsafat menjadikan
orang berilmu lebih dalam, dengan bertambah ilmu lebih dalam dan lebih luas,
orang akan mampu menganalisa masalah lebih tajam, serta ,menguasai lingkungan.
Hal utama dan merupakan hakikat yang
tertinggi dalam berfilsafat adalah “ada”. Ada adalah eksistensi utama yang
harus dipunyai manusia, baik ada secara fisik maupun metafisik. Tanpa pengakuan
keberadaan manusia akan tereleminasi, jika manusia tereleminasi merupakan sesuatu
yang menyakitkan karena manusia merasa ada sedangkan orang lain tidak merasa
atau mengakui keberadaannya. Ada dan
tidak adanya orang yang tereleminasi bukan hal yang berarti bagi orang lain,
secara naluri manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan keberadaan dan
pengakuan orang lain.
Hal berikutnya yang diperlukan manusia
setelah ada adalah belajar dan belajar, membaca dan membaca, bertanya dan
bertanya sehingga menjadi manusia yang mengada. Mengada bukan merupakan hal
yang sulit bagi orang yang terbiasa berfilsafat, karena ketajaman olah pikir
dan sifat kritis orang berfilsafat. Sepenggal kata yang bagi orang kebanyakan
tidak berarti apa – apa, maka bagi orang yang berfilsafat dapat diurai
berlembar halaman. Sepotong kata yang
bagi orang kebanyakan tidak bermakna apa – apa, maka bagi orang yang
berfilsafat dapat ditanya dengan berpuluh bahkan berates pertanyaan.
Setelah manusia mampu mengada, perlu
hasil dari mengada dapat dinikmati orang lain, sehingga orang lain tahu dan
paham hasil dari proses mengada tersebut. Dengan keaktifan dan kekonsestenan
proses mengada maka lambat tapi pasti akan timbul pengakuan dari orang lain
sebagai pengada. Ketika ketiga hal tersebut yaitu ada, mengada dan pengada
melekat pada diri manusia maka proses keeksistensian manusia menjadi paripurna
Pertanyaan :
1. Bertanya ada 2 hal penyebabnya yaitu
bertanya karena keingintahuan dan bertanya karena ketidaktahuan, berfilsafat
masuk dalam kategori mana ?
2. Hal apa saja yang ditanya dalam
berfilsafat ?
3. Mengapa ada dipersoalkan dalam
berfilsafat ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar