Selasa, 17 Juli 2012

FILSAFAT DAN KEBENARAN


Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibanding makhluk Tuhan yang lainnya. Letak kesempurnaan manusia terletak pada dua hal yakni akal dan hati. Karenanya sungguh sangat naïf kalau manusia tidak mau dan mampu mengoptimalkan akal dan hatinya. Pengoptimalan akal dan hati itu sudah sejak lama disadari oleh manusia bahkan sejak manusia itu sendiri diciptakan.
Kesadaran manusia itu ditandai dengan kemampuan manusia untuk tetap survival dalam hidup. Alat yang digunakan manusia untuk survival itu berupa suatu ilmu. Untuk mengembangkan ilmu tersebut maka manusia senantiasa mengolah akal ( pikir ) dan mengolah hati. Penggelolaan pikir dan hati ini melahirkan suatu filsafat. Dunia barat lebih cenderung menggunakan olah pikir saja sedang dunia timur menambahkan juga olah hati dalam berfilsafat.
Berfilsafat itu merupakan cara berhakikat untuk menentukan suatu kebenaran dalam hidup. Olah pikir yang dilakukan dunia barat berusaha untuk menentukan kebenaran hakiki yang hanya berdasarkan pikiran manusia belaka. Kebenaran seperti ini merupakan suatu kebenaran yang subyektif karena kebenaran masing – masing pribadi mempunyai perbedaan.
Hakiki kebenaran dalam hidup itu hanya bisa diperoleh apabila manusia menggunakan olah hati dalam menjustifikasi suatu kebenaran. Setiap perbedaan – perbedaan kebenaran pada manusia akan menuju suatu titik kebenaran yang sama manakala tiap – tiap manusia mengedepankan suara hati dalam menilai kebenaran tersebut. Pengembaraan pikiran manusia dalam pencarian suatu kebenaran dalam hidup pada akhirnya harus bermuara pada hati sebagai penjustifikasi hakikat kebenaran tersebut

Pertanyaan :
1. Apa manfaat filsafat ilmu dalam pendidikan matematika ?
2. Apakah ada perbedaan  kebenaran filsafat ilmu dengan kebenaran empiris ?
3. Bagaimana kebenaran matematika dilihat dari sudut filsafat ?

Refleksi KULIAH 1 FILSAFAT ILMU oleh Dr. Marsigit.

1 komentar: