ELEGI
Filsafat itu memang sulit dipahami, karena kita sudah terbiasa berfikir
parsial dan tidak holistik ,kita terpaku pada fisik dan mengabaikan
metafisik serta hakikat , kita terbiasa menelaah pada sesuatu hanya pada
yang tersurat dan melupakan yang tersirat.Pola berfikir seperti itu
telah berurat dan berakar pada diri kita, telah tertanam dan ditanamkan
oleh guru-guru kita baik formal maupun informal sehingga untuk
meluruhkan pola pikir seperti itu perlu jiwa besar dan kejernihan hati
serta menanggalkan segala kesombongan diri. Filsafat tidak familiar
dengan diri kita, karena memang tidak banyak orang mau dan mampu
mengeluti filsafat tersebut, kalaupun ada maka biasanya menjadi pribadi
yang tertutup dan sukar membuat komunikasi yang mudah untuk dipahami
orang lain. Hal ini yang menyebabkan filsafat menjadi sesuatu yang tidak
populer dan asing padahal filsafat itu diri kita sendiri, disamping itu
memang saat ini dunia ini banyak dihuni oleh pribadi - pribadi yang
pragmatis, jarang mengasah hati dan jiwa, jarang menjernihkan hati untuk
mempertajam "landepe sasmito". Untuk mempopulerkan filsafat ini memang
diperlukan tukang filsafat yang tidak henti-hentinya untuk
mempropagandakan filsafat dan membuat cara komunikasi mudah dicerna dan
dipahami diantaranya mungkin dengan elegi.
ELEGI JEBAKAN
Diakui atau tidak banyak diantara kita hidup dalam kepalsuan, apa yang
kita perbuat banyak yang tidak sesuai dengan apa kata hati. Pengingkaran
hati nurani jamak kita lakukan dengan berbagai macam dalih, kita
berdalih untuk kompromi dengan keadaan misalnya. Kita paksa diri kita
berbuat A dan B padahal sebenarnya kita ingin berbuat C dan D.
Keterpaksaan ini yang menjadikan kita tidak optimal dalam suatu
perbuatan, demikian pula dengan mempelajari suatu ilmu agar diperoleh
hasil yang optimal maka diperlukan sinkronisasi antara hati dengan apa
yang kita perbuat
ELEGI WAWANCARA
Ada yang salah dalam konsep pembekalan ilmu bagi para calon guru selama
ini, calon guru matematika banyak di bekali oleh keilmuan matematika
semata itupun dengan kapasitas yang dangkal dengan mengesampingkan
hakekat keilmuannya. Yang banyak dilupakan oleh para calon guru
matematika dan yang mungkin sudah terlanjur menjadi guru matematika
adalah masalah psikologi peserta didik di samping filsafat keilmuannya.
Dan ini berujung terbentuk para guru matematika yang tak ubahnya seperti
robot, sibuk dengan masalah administrasi dan mengejar ketuntasan
kurikulum serta mengejar target - target semata, dengan mengorbankan
kepentingan dan keperluan subyeknya yang harus dilayani. Para guru tidak
pernah tahu dan tidak mau tahu apa yang sebenarnya di inginkan para
subyek yang harusnya di layani, harusnyalah para subyek yang menuntut
dan meminta tapi guru matematika malah sebaliknya menuntut, meminta dan
memerintah, yang pada akhirnya terbentuklah para guru yang pragmatis
yang penting saya bekerja dapat upah dan aman - aman saja dengan yang
memerintah saya, masa bodoh dengan siswa berhasil ya syukur dan tidak
berhasil ya memang belum mujur..
ELEGI PERTENGKARAN
Setiap jiwa yang hidup mempunyai bekal ilmu untuk mengarungi kehidupan ini, ilmu itu dapat menjadi modal awal untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu itu sendiri. Kalau kita mulai hari ini jam ini dan detik ini, ilmu yang kita punya menjadi dasar dari keilmuan berikutnya. Dengan berinteraksi dengan berkomunikasi dan dengan perenungan hati maka ada hal - hal yang baru dan berbeda dengan pemahaman ilmu selama ini sehingga terjadilah kontradiksi. Kontradiiksi yang muncul pada diri menjadikan diri berusaha untuk meminimalisirnya dengan bertanya menganalisa berdebat mempelajari hingga akhirnya diri mensintesanya hasilnya dan menjadi suatu ilmu. Kejadian seperti itu senantiasa berulang-ulang sepanjang hayat , sehingga setiap hari setiap menit dan setiap detik pada diri senantiasa ada ilmu yang mengiriingi.
ELEGI RUMAH BESAR
Aku adalah penghuni yang tak tahu diri
Aku mau membela diri
Yang ku lihat
Yang ku dengar
Yang ku rasa
Yang ku indera
Itulah kebutuhanku
Hidupku hanya sekali
Akan merugi kalau tak ku nikmati
Ku merasa nikmat
Jika badani ku merasa nikmat
Ku hanya mengejar nafsu
Ku hanya mengejar ambisi
Yang ada adalah yang nyata
Surga dan neraka
Hanya dogeng belaka
Batasku adalah mati
Tiada lagi aku setelah mati
Kehidupan setelah mati adalah ilusi
Apalah guna beribadah
Kalau hanya berharap surga dan neraka
Adakah yang bisa beri bukti
Bahwa surga dan neraka hakiki
Bolehkah aku tanya...
Setelah surga neraka lantas apa...
Adakah kehidupan lain setelahnya..
Kalau tidak ada
Alangkah monotonnya
Di surga berhura-hura
Berfoya - foya selama - lamanya
Persis denganku saat ini
Lalu apa bedanya dengan diriku???
ELEGI RUH ROSULLULOH
Nabi Muhammad SAW adalah rahmat bagi seluruh alam, karena Ruh, cahaya, qalam dan akal pada dasarnya adalah satu yaitu hakikat Muhammad.
Hakikat Muhammad di sebut “nur”, karena bersih dari segala kegelapan yang menghalangi untuk dekat kepada Allah sebagaimana firman Allah “Telah datang kepada mu cahaya dan kitab penerang dari Allah”.
Hakikat Muhammad di sebut juga akal, karena ia yang menemukan segala sesuatu.
Hakikat Muhammad disebut qalam karena ia yang menjadi sebab perpindahan ilmu (seperti halnya mata pena sebagai pengalih ilmu di alam huruf pengetahuan yang tertulis).
Ruh Muhammad adalah ruh yang termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Aku dari Allah dan orang-orang mukmin dari aku”.
ELEGI JALAL
Cara untuk dapat Tanzin ( membersihkan diri ) dan Tasybih ( meniru sifat - sifat Allah ) dapat dilakukan melalui Dzikrullah, karena dengan Dzikrullahlah kita akan memusatkan seluruh ingatan kita kepada Allah, hingga puncaknya seluruh aspek kesadaran (shudur, fu’ad, akal, aql, qalb hingga lubbab) memimpin seluruh anggota tubuh kita terpusat pada ‘lautan tak terbatas Jamaliyyah dan Jalalliyyah-Nya.
ELEGI KESEMPATAN
Isi dari hidup adalah kesempatan, yang terbentang luas dihadapan manusia
itulah sebenar - benarnya kesempatan. Kesempatan dapat dimaknai sebagai
kesempatan bagi diri sendiri dan kesempatan bagi orang lain.
1. Kesempatan bagi diri sendiri
Kesempatan
bagi diri sendiri, diperlukan suatu kebijaksanaan hati untuk dapat
memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin. Orang Bijak mengatakan
kesempatan tidak datang untuk kedua kali. Kesempatan hari ini tidak akan
terulang esok hari. Kepekaan hati dan bimbingan Ilahi sangat diperlukan
dalam mengapai kesempatan yang datang. Ketika manusia sudah berani
mengapai kesempatan tersebut, maka kewajiban manusia memanfaatkan
semaksimal mungkin kesempatan itu, kalau tidak maka sia - sialah
pemanfaatan itu. Saat ini kita diberi kesempatan untuk mengikuti S2 dan
kita berani memanfaatkannya maka kita harus mampu memanfaatkan sebaik
mungkin, kalau tidak sia - sia dan menganiaya diri sendiri.
2. Kesempatan bagi orang lain
Kesempatan
peroleh yang diperoleh manusia sering berpengaruh pada kesempatan bagi
orang lain. Ketika seseorang diberi kesempatan untuk menjadi guru, dan
orang tersebut berani mengambil kesempatan tersebut maka kewajiban orang
tersebut untuk memanfaatkan sebaik - sebaiknya dengan memahani bahwa
masing - masing murid mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi
dirinya dan untuk mengekspresikan potensi yang dimilikinya, maka
kewajiban seorang guru untuk mengeksplor dan mengelola potensi - potensi
tersebut bukan sebaliknya. Untuk mengembangkan potensi tersebut tiap
pribadi murid mempunyai keunikan tersendiri, sehingga diperlukan
stimulus - stimulus sesuai dengan karakteristik tiap - tiap pribadi
murid. Adalah salah besar kalau seorang guru memberikan stimulus yang
sama kepada pribadi yang berbeda. Kalau setiap murid tidak mampu
memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya karena para
seorang guru yang tidak mau dan mampu memberikan kesempatan kepada
muridnya untuk berkembang sesuai potensi yang dimiliki maka guru
tersebut pada hakekatnya adalah seorang "Guru Pembunuh".
ELEGI MAT SATU
Pemahamanku:
Matematika itu ada bersamaan dengan diciptakannya
manusia, hanya awalnya manusia tidak menyadarinya dan tidak
mendefinisikannya atau memberi nama. Pada hakekatnya matematika itu ada
bersama manusia itu sendiri, dia akan muncul dan dipanggil oleh manusia
manakala terjadi kontradiksi pada diri manusia hingga kontradiksi itu
terjawab oleh matematika, kemudian terjadi kontradiksi lagi muncul lagi,
kontrakdiksi lagi muncul lagi dst...sehingga semakin lama berkembanglah
peradaban manusia dan itu seiring dengan berkembangnya matematika itu
sendiri, itulah mengapa matematika itu menjadi pelayan. Disamping
menjadi pelayan matematika juga menjadi ratu, karena perkembangan
peradaban sangat bergantung pada matematika dan mengikuti aturan -
aturan yang dibuat oleh matematika, sedangkan matematika tidak
bergantung dan mematuhi aturan yang dibuat peradaban
ELEGI UNAS
Pemahamanku:
Unas adalah bukti memang hidup ini kontadiksi, UU
Sisdiknas dibuat pemerintah tapi dibantah pemerintah. Pemerintah melalui
UU berharap para guru memberi penilaian pada para siswanya tapi harapan
itu dicabut melalui Unas oleh pemerintah. Memang dari observasi banyak
para guru yang belum capabel dalam melaksanakan penilaian, tetapi bukan
berarti lantas hak - hak guru untuk menilai harus dicabut. Kalau
diandaikan penilaian adalah suatu penyakit maka yang sakit adalah
gurunya, cara yang bijak tentunya diobati gurunya sampai sembuh atau
jangan pernah menerima guru yang berpenyakit untuk menjadi guru, bukan
malah membuat penyakit baru yang harus ditanggung siswa dan orang tua.
Inilah ketidak rasionalan Unas, sehingga tidak hanya siswa dan orang tua
saja melakukan ritual, pada hakekatnya Unas itu sendiri merupakan suatu
ritual dengan ketidakrasionalnya dan pemujaan standar kelulusan serta
barang kali pemujaan proyek..??
Bacalah dengan ikhlas
BalasHapusInsyallah bermanfaat
Semangat ya....
Kondisi pendidikan saat ini menuntut guru harus menuntaskan isi kurikulum. Terlepas tercapai atau tidaknya batas tujuan pembelajaran atau apakah siswa mengerti atau tidak. Pembelajaran blm sepenuhnya berpihak pada kebutuhan siswa. Materi ajar disusun oleh ahli di tingkat pusat , sementara kebutuhan siswa di lapangan seperti di daerah pedalaman tidak mereka ketahui secara detil. Misalnya siswa di pedalaman harus menerima materi yg ada dalam kurikulum, sementara kebutuhan mereka seperti cara memanah untuk berburu, tekhnik menangkap ikan, teknik mengelola hutan, cara membuat gula aren, cara membuat kerajinan dari enceng gondok, samasekali tidak disentuh oleh pendidikan formal.
BalasHapus