Senin, 23 Juli 2012

ELEGI MARSIGIT CORETKU2

ELEGI
Filsafat itu memang sulit dipahami, karena kita sudah terbiasa berfikir parsial dan tidak holistik ,kita terpaku pada fisik dan mengabaikan metafisik serta hakikat , kita terbiasa menelaah pada sesuatu hanya pada yang tersurat dan melupakan yang tersirat.Pola berfikir seperti itu telah berurat dan berakar pada diri kita, telah tertanam dan ditanamkan oleh guru-guru kita baik formal maupun informal sehingga untuk meluruhkan pola pikir seperti itu perlu jiwa besar dan kejernihan hati serta menanggalkan segala kesombongan diri. Filsafat tidak familiar dengan diri kita, karena memang tidak banyak orang mau dan mampu mengeluti filsafat tersebut, kalaupun ada maka biasanya menjadi pribadi yang tertutup dan sukar membuat komunikasi yang mudah untuk dipahami orang lain. Hal ini yang menyebabkan filsafat menjadi sesuatu yang tidak populer dan asing padahal filsafat itu diri kita sendiri, disamping itu memang saat ini dunia ini banyak dihuni oleh pribadi - pribadi yang pragmatis, jarang mengasah hati dan jiwa, jarang menjernihkan hati untuk mempertajam "landepe sasmito". Untuk mempopulerkan filsafat ini memang diperlukan tukang filsafat yang tidak henti-hentinya untuk mempropagandakan filsafat dan membuat cara komunikasi mudah dicerna dan dipahami diantaranya mungkin dengan elegi.

ELEGI JEBAKAN
Diakui atau tidak banyak diantara kita hidup dalam kepalsuan, apa yang kita perbuat banyak yang tidak sesuai dengan apa kata hati. Pengingkaran hati nurani jamak kita lakukan dengan berbagai macam dalih, kita berdalih untuk kompromi dengan keadaan misalnya. Kita paksa diri kita berbuat A dan B padahal sebenarnya kita ingin berbuat C dan D. Keterpaksaan ini yang menjadikan kita tidak optimal dalam suatu perbuatan, demikian pula dengan mempelajari suatu ilmu agar diperoleh hasil yang optimal maka diperlukan sinkronisasi antara hati dengan apa yang kita perbuat

ELEGI WAWANCARA
Ada yang salah dalam konsep pembekalan ilmu bagi para calon guru selama ini, calon guru matematika banyak di bekali oleh keilmuan matematika semata itupun dengan kapasitas yang dangkal dengan mengesampingkan hakekat keilmuannya. Yang banyak dilupakan oleh para calon guru matematika dan yang mungkin sudah terlanjur menjadi guru matematika adalah masalah psikologi peserta didik di samping filsafat keilmuannya. Dan ini berujung terbentuk para guru matematika yang tak ubahnya seperti robot, sibuk dengan masalah administrasi dan mengejar ketuntasan kurikulum serta mengejar target - target semata, dengan mengorbankan kepentingan dan keperluan subyeknya yang harus dilayani. Para guru tidak pernah tahu dan tidak mau tahu apa yang sebenarnya di inginkan para subyek yang harusnya di layani, harusnyalah para subyek yang menuntut dan meminta tapi guru matematika malah sebaliknya menuntut, meminta dan memerintah, yang pada akhirnya terbentuklah para guru yang pragmatis yang penting saya bekerja dapat upah dan aman - aman saja dengan yang memerintah saya, masa bodoh dengan siswa berhasil ya syukur dan tidak berhasil ya memang belum mujur..

ELEGI PERTENGKARAN
Setiap jiwa yang hidup mempunyai bekal ilmu untuk mengarungi kehidupan ini, ilmu itu dapat menjadi modal awal untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu itu sendiri. Kalau kita mulai hari ini jam ini dan detik ini, ilmu yang kita punya menjadi dasar dari keilmuan berikutnya. Dengan berinteraksi dengan berkomunikasi dan dengan perenungan hati maka ada hal - hal yang baru dan berbeda dengan pemahaman ilmu selama ini sehingga terjadilah kontradiksi. Kontradiiksi yang muncul pada diri menjadikan diri berusaha untuk meminimalisirnya dengan bertanya menganalisa berdebat mempelajari hingga akhirnya diri mensintesanya hasilnya dan menjadi suatu ilmu. Kejadian seperti itu senantiasa berulang-ulang sepanjang hayat , sehingga setiap hari setiap menit dan setiap detik pada diri senantiasa ada ilmu yang mengiriingi.

ELEGI RUMAH BESAR
Aku adalah penghuni yang tak tahu diri
Aku mau membela diri
Yang ku lihat
Yang ku dengar
Yang ku rasa
Yang ku indera
Itulah kebutuhanku
Hidupku hanya sekali
Akan merugi kalau tak ku nikmati
Ku merasa nikmat
Jika badani ku merasa nikmat
Ku hanya mengejar nafsu
Ku hanya mengejar ambisi
Yang ada adalah yang nyata
Surga dan neraka
Hanya dogeng belaka
Batasku adalah mati
Tiada lagi aku setelah mati
Kehidupan setelah mati adalah ilusi
Apalah guna beribadah
Kalau hanya berharap surga dan neraka
Adakah yang bisa beri bukti
Bahwa surga dan neraka hakiki
Bolehkah aku tanya...
Setelah surga neraka lantas apa...
Adakah kehidupan lain setelahnya..
Kalau tidak ada
Alangkah monotonnya
Di surga berhura-hura
Berfoya - foya selama - lamanya
Persis denganku saat ini
Lalu apa bedanya dengan diriku???

ELEGI RUH ROSULLULOH
Nabi Muhammad SAW adalah rahmat bagi seluruh alam, karena Ruh, cahaya, qalam dan akal pada dasarnya adalah satu yaitu hakikat Muhammad.
Hakikat Muhammad di sebut “nur”, karena bersih dari segala kegelapan yang menghalangi untuk dekat kepada Allah sebagaimana firman Allah “Telah datang kepada mu cahaya dan kitab penerang dari Allah”.
Hakikat Muhammad di sebut juga akal, karena ia yang menemukan segala sesuatu.
Hakikat Muhammad disebut qalam karena ia yang menjadi sebab perpindahan ilmu (seperti halnya mata pena sebagai pengalih ilmu di alam huruf pengetahuan yang tertulis).
Ruh Muhammad adalah ruh yang termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Aku dari Allah dan orang-orang mukmin dari aku”.

ELEGI JALAL
Cara untuk dapat Tanzin ( membersihkan diri ) dan Tasybih ( meniru sifat - sifat Allah ) dapat dilakukan melalui Dzikrullah, karena dengan Dzikrullahlah kita akan memusatkan seluruh ingatan kita kepada Allah, hingga puncaknya seluruh aspek kesadaran (shudur, fu’ad, akal, aql, qalb hingga lubbab) memimpin seluruh anggota tubuh kita terpusat pada ‘lautan tak terbatas Jamaliyyah dan Jalalliyyah-Nya.

ELEGI KESEMPATAN
Isi dari hidup adalah kesempatan, yang terbentang luas dihadapan manusia itulah sebenar - benarnya kesempatan. Kesempatan dapat dimaknai sebagai kesempatan bagi diri sendiri dan kesempatan bagi orang lain.

1. Kesempatan bagi diri sendiri

Kesempatan bagi diri sendiri, diperlukan suatu kebijaksanaan hati untuk dapat memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin. Orang Bijak mengatakan kesempatan tidak datang untuk kedua kali. Kesempatan hari ini tidak akan terulang esok hari. Kepekaan hati dan bimbingan Ilahi sangat diperlukan dalam mengapai kesempatan yang datang. Ketika manusia sudah berani mengapai kesempatan tersebut, maka kewajiban manusia memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan itu, kalau tidak maka sia - sialah pemanfaatan itu. Saat ini kita diberi kesempatan untuk mengikuti S2 dan kita berani memanfaatkannya maka kita harus mampu memanfaatkan sebaik mungkin, kalau tidak sia - sia dan menganiaya diri sendiri.

2. Kesempatan bagi orang lain

Kesempatan peroleh yang diperoleh manusia sering berpengaruh pada kesempatan bagi orang lain. Ketika seseorang diberi kesempatan untuk menjadi guru, dan orang tersebut berani mengambil kesempatan tersebut maka kewajiban orang tersebut untuk memanfaatkan sebaik - sebaiknya dengan memahani bahwa masing - masing murid mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya dan untuk mengekspresikan potensi yang dimilikinya, maka kewajiban seorang guru untuk mengeksplor dan mengelola potensi - potensi tersebut bukan sebaliknya. Untuk mengembangkan potensi tersebut tiap pribadi murid mempunyai keunikan tersendiri, sehingga diperlukan stimulus - stimulus sesuai dengan karakteristik tiap - tiap pribadi murid. Adalah salah besar kalau seorang guru memberikan stimulus yang sama kepada pribadi yang berbeda. Kalau setiap murid tidak mampu memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya karena para seorang guru yang tidak mau dan mampu memberikan kesempatan kepada muridnya untuk berkembang sesuai potensi yang dimiliki maka guru tersebut pada hakekatnya adalah seorang "Guru Pembunuh".

ELEGI MAT SATU
Pemahamanku:
Matematika itu ada bersamaan dengan diciptakannya manusia, hanya awalnya manusia tidak menyadarinya dan tidak mendefinisikannya atau memberi nama. Pada hakekatnya matematika itu ada bersama manusia itu sendiri, dia akan muncul dan dipanggil oleh manusia manakala terjadi kontradiksi pada diri manusia hingga kontradiksi itu terjawab oleh matematika, kemudian terjadi kontradiksi lagi muncul lagi, kontrakdiksi lagi muncul lagi dst...sehingga semakin lama berkembanglah peradaban manusia dan itu seiring dengan berkembangnya matematika itu sendiri, itulah mengapa matematika itu menjadi pelayan. Disamping menjadi pelayan matematika juga menjadi ratu, karena perkembangan peradaban sangat bergantung pada matematika dan mengikuti aturan - aturan yang dibuat oleh matematika, sedangkan matematika tidak bergantung dan mematuhi aturan yang dibuat peradaban

ELEGI UNAS
Pemahamanku:
Unas adalah bukti memang hidup ini kontadiksi, UU Sisdiknas dibuat pemerintah tapi dibantah pemerintah. Pemerintah melalui UU berharap para guru memberi penilaian pada para siswanya tapi harapan itu dicabut melalui Unas oleh pemerintah. Memang dari observasi banyak para guru yang belum capabel dalam melaksanakan penilaian, tetapi bukan berarti lantas hak - hak guru untuk menilai harus dicabut. Kalau diandaikan penilaian adalah suatu penyakit maka yang sakit adalah gurunya, cara yang bijak tentunya diobati gurunya sampai sembuh atau jangan pernah menerima guru yang berpenyakit untuk menjadi guru, bukan malah membuat penyakit baru yang harus ditanggung siswa dan orang tua. Inilah ketidak rasionalan Unas, sehingga tidak hanya siswa dan orang tua saja melakukan ritual, pada hakekatnya Unas itu sendiri merupakan suatu ritual dengan ketidakrasionalnya dan pemujaan standar kelulusan serta barang kali pemujaan proyek..??

2 komentar:

  1. Bacalah dengan ikhlas
    Insyallah bermanfaat
    Semangat ya....

    BalasHapus
  2. Kondisi pendidikan saat ini menuntut guru harus menuntaskan isi kurikulum. Terlepas tercapai atau tidaknya batas tujuan pembelajaran atau apakah siswa mengerti atau tidak. Pembelajaran blm sepenuhnya berpihak pada kebutuhan siswa. Materi ajar disusun oleh ahli di tingkat pusat , sementara kebutuhan siswa di lapangan seperti di daerah pedalaman tidak mereka ketahui secara detil. Misalnya siswa di pedalaman harus menerima materi yg ada dalam kurikulum, sementara kebutuhan mereka seperti cara memanah untuk berburu, tekhnik menangkap ikan, teknik mengelola hutan, cara membuat gula aren, cara membuat kerajinan dari enceng gondok, samasekali tidak disentuh oleh pendidikan formal.

    BalasHapus