ELEGI AWAL DAN AKHIR
Setiap makhluk pasti selalu ada awal dan akhir hanya Yang Khalik lah
yang tiada awal dan akhir, kita dikarunia akal dan hati..maka haruslah
dalam memahami dan mempercayai segala sesuatu menggunakan akal dan hati
kita. kemampuan akal tiada tak terbatas, ketika akal sudah tidak mampu
untuk memahaminya ,gunakanlah hati kita untuk memahami dan
mempercayai.Manakala akal sudah habis dalam berpikir gunakanlah hati
untuk bedzikir, bisikan hati yang suci tiada pernah membohongi
ELEGI PERUBAHAN
Perubahan merupakan suatu keniscayaan,tiada satu makhlukpun yang tiada
mengalami perubahan sadar ataupun tanpa sadar. kadang kita tidak merasa
berubah karena kita telah membatasi diri bahwa berubah pada takaran
wujud, padahal sebenar-sebenarnya berubah tidak hanya dibatasi wujud
semata, kita bisa berubah karena waktu meski itu seper sejuta detik,
kita seper juta detik yang lalu tidak sama dengan kita saat ini.
karenanya sangatlah naif bila kita tidak mampu dan mau melakukan
perubahan. Apalagi kalau kita telah mentasbihkan diri kita sebagai
seorang guru, perubahan diri, perubahan perilaku, perubahan pemikiran,
perubahan paradigma senantiasa harus dilakukan. Diri kita masa lalu
tidak tepat digunakan pada masa kini, karena sebenarnya diri kita yang
lalu dan kemarin berbeda dengan hari ini, demikian juga perilaku dan
pemikiran kita. Paradigma kita masa lalu, kemarin sangatlah tidak tepat
kita pakai hari ini, karena hari ini berbeda dengan hari kemarin dan
yang lalu, baik beda umur kita, beda siswa kita, beda tempat kita dan
banyak perbedaan yang lainnya. Akhirnya sebaik - baik manusia adalah
yang senantiasa mau dan mampu berubah tentuk berubah menjadi lebih baik.
ELEGI HATI KESATU
Kebenaran hakiki adalah kebenaran kata hati, keadaan yang ideal adalah
keinginan hati, cita - cita yang suci adalah cita - cita hati. setiap
manusia selalu menginginkan kebenaran hakiki,keadaan yang ideal dan cita
- cita suci, tapi sering diantara kita mewujudkannya hanya dengan akal
pikir belaka, jarang sekali kita bertanya pada hati. akal senantiasa
berusaha namun dengan keterbatasannya apa yang diharap, apa yang dicita
tiada pernah nyampai adanya sehingga timbul rasa gelisah timbul
pemberontakan dalam jiwa kenapa kita tidak bisa...padahal cita-cita dan
harapan hati tidak selamanya dapat di gapai oleh akal belaka, benarlah
kata leluhur kita gunakan akal budi dalam mengapai cita dan harapan
hati..
ELEGI ADA
Pada hakekatnya tidak ada sesuatu yang tidak ada, semua pasti ada.Yang menjadikan sesuatu itu menjadi tidak ada adalah batasan - batasan ada menurut persepsi kita. hal gaib menjadi tidak ada karena kita membatasi diri bahwa yang namanya ada jika kita dapat mengideranya, hal yang abstrak menjadi tidak ada karena kita menganggap bahwa yang ada adalah nyata.
ELEGI RUANG DAN WAKTU
Tiada secuil makhluk yang bebas menjadi dirinya sendiri, idependent dan
hidup sendiri tanpa perlu yang lainnya selama dia berada dalam ruang dan
waktu, minimal dia tergantung pada ruang dan waktu tersebut. Sangatlah
arogan pabila mau memproklamirkan diri dan selalu mengatakan apapun dan
siapapun mampu dia kendalikan, hanyalah Yang Khalik belaka yang
tergantung dan mampu mengendalikan apapun dan siapapun. Ketika kita
menyibukkan diri untuk memproklamsikan diri dan mengumbar ambisi tanpa
kita sadari waktu telah berlalu dan akhirnya sampailah kita batasan
waktu dan hijrahlah kita pada ruang yang berbeda tanpa pernah ambisi itu
terpenuhi karena sebenarnya ambisi itu adalah diri kita sendiri, selama
ada diri kita maka disitulah ambisi itu bersemayam. Akhir dari
perjalanan ambisi adalah mati. Ambisi boleh berada pada diri kita tapi
jangan sampai kita dikendalikan ambisi, kita lah yang harus mampu
mengendalikan ambisi dengan hati yang suci.
ELEGI MURID CERDAS
Kepada Muridku Yang Teraniaya
Salam sayang selalu....
Muridku pertama - pertama dan utama maafkan daku gurumu,
Karena ketidak tahuan dan kemampuan diriku
Sehingga aku tidak menyadari
Apa yang kulakukan selama ini
Telah melukai dan menganiya hati
Tapi muridku
Gurumu ini tidak bisa memilih
Ingin rasanya semua kucurah seluruh jiwa dan hati
Tapi itu membuat anak gurumu ini iri
Tapi membuat istri gurumu ini dengki
Tapi membuat keluarga gurumu tertatih
Karenanya,
Maafkan gurumu ini
Harus pandai membagi
Karenanya
Maafkan gurumu semua
Harus membuat hati mendua
Gurumu tak ingin membuatmu luar biasa
Tapi anak gurumu teraniaya
Tapi keluarga gurumu merana
Tapi jangan takut muridku
Gurumu bukanlah daku semata
Ada gurumu di keluarga
Ada gurumu di tetangga
Ada gurumu di sesama
Ada gurumu di Televisi
Ada gurumu di Internet
Ada gurumu di Lingkunganmu dst
Daku hanya sebagian kecil dari guru - guru mu
Kalaupun adai muridku tidak berkenan terhadap daku
Coretlah daku dari daftar gurumu
Sampaikan kepada penghuni negerimu ini
Bahwa kamu tidak perlu
Seorang guru yang bisanya hanya mengeluh
Tidak pernah tahu
Hati dan keinginan murid - muridnya sepertimu
Sekali lagi...MAAFKAN DAKU
Dari Guru yang tidak tahu
MUHAMMAD SUHADAK
PPs PMAT 2012
ELEGI PLATOISM DAN ARISTOTELESISM
Tidak ada kebenaran yang absolut di dunia ini, demikian juga dengan
matematika. Tidak ada kebenaran yang absolut di matematika, kebenaran
matematika saat ini terkesan absolut hanya dikarenakan belum
ditemukannya cara menyalahkan kebenaran tersebut. Mungkin hari ini tidak
ada, tapi siapa yang berani menjamin kelak di suatu masa ditemukan cara
menyalahkan kebenaran tersebut.
Akan tetapi dengan kerelatifan
kebenaran matematika bukan berarti haram hukumnya mengajar matematika
tersebut kepada para generasi atau bukan berarti kalau kita mengajarkan
matematika diartikan kita telah mengajarkan kesesatan. Kebenaran relatif
matematika tidak ada salahnya diajarkan dan bisa dianggap merupakan
kebenaran yang absolut selama belum ditemukan kesalahan dari kebenaran
tersebut. Kebenaran para platoism bisa saja diajarkan ditingkat sekolah
secara dinamis akan tetapi cara pendekatan pembelajaran dan menilai
memang sangat tepat menggunakan pendekatan Aristotelesism, biarlah pada
takaran matematika di sekolah tidak usah dipertentangkan platoism dengan
aristotelesism karena secara mental anak - anak sekolah belum siap
untuk itu. Biarlah platoism dan aristotelesism menjadi konsumsi ketika
generasi kita sudah siap untuk itu dan memang sebaiknya antara platoism
dan aristotelesism bisa saling mengahargai karena sebenarnya tidak
kebenaran yang obsolut di dunia ini
ELEGI RAMAI
Berdzikir bukan berarti hanya melafadzkan dzikir itu dengan suara saja
semata, tetapi berdzikir harus menggunakan dengan segenap jiwa dan raga.
Ketika kita dapat menyatukan segenap jiwa dan raga dalam dinamika
dzikir maka tidak perlu bantuan alat untuk megemakan dzikir ke seluruh
penjuru sendi - sendi tubuh dan ke seluruh penjuru bumi. Kemampuan suara
untuk berdzikir dibatasi kemampuan suara dan alat pembantu suara untuk
mengemakan dzikir tersebut. Tetapi kemampuan mengatur harmoni jiwa dan
raga berdzikir akan berdampak pada perilaku pada pribadi tersebut, dan
akan menjadikan pribadi tersebut benar - benar pantas menjadi Khalifah
di muka bumi ini.
ELEGI SYAITAN
Ada syaitan yang paling berat dikalahkan, meskipun dia seorang yang super matematikawan sekalipun yaitu syaitan yang berupa manusia. Syaitan model ini amat susah dikenali kadang dia menjelma menjadi anak kita, istri/suami kita, orang tua kita, guru kita, teman kita dll. Model godaannya bisa berupa fisiknya, ilmunya atau bahkan pemikirannya. Sering kita tidak tahu siapa dia, karena kadang bisa menjadi kawan kadang bisa menjadi lawan. Seandainya berupa wujud maka mudahlah kita mengenalinya, tetapi yang paling berat godaan itu berupa pemikiran , kalau tiap waktu kita bergumul dengan pemikiran itu sehingga kita menjadi lupa segalanya maka pemikiran itulah yang sebenar - benarnya syaitan bagi dirimu. Pun pula dengan matematika jika tiap waktu kita disibukkan untuk menyatukan diri kita dengan matematika, maka matematika itu telah menjadi syaitan bagi diri kita.
ELEGI GUNUNG ES
Ilmu yang selama ini kita peroleh adalah dari
penglihatan,pendengaran,perasaan,penciuman dan perabaan kita semata.
Ilmu yang kita peroleh dengan menggunakan indera kita tak ubahnya
seperti sebuah puncak dari gunung es, kita mengenalinya dari indera kita
tapi kita tidak pernah menyelami secara sungguh - sungguh ada apa di
balik, di dasar dan lereng - lereng gunung es tersebut. Kita hanya
mengenali tidak lebih dari satu dari milyaran dan trilyunan bahkan ketak
hinggaan gunung es, kita hanya memiliki tak lebih banyak dari setetes
air di lautan. Kita masih harus banyak belajar karena apa yang kita
pahami dan punyai sekarang amat tidak pantas untuk dipuaskan, kita harus
banyak menuruni dan mengkaji secara keseluruhan komponen gunung es, apa
yang terlihat dan apa yang tersembuyi dengan segenap jiwa dan raga, dan
kita tidak boleh berhenti karena masih banyak gunung es - gunung es
yang lainnya, kita telusuri kita kaji satu persatu dengan tiada pernah
berhenti, kita akan berhenti tak kala kita mati.
Insyaallah saya akan sabar untuk selalu menemukan gunung es-gunung es berikutnya. Ketika pikiran sudah jenuh maka gunakan hati untuk berzikir, karena zikir dapat membuat rileks segalanya. Trimakasih Prog. Marsigit atas kesejukan ini.
BalasHapus