Rabu, 18 Juli 2012

ELEGI MARSIGIT CORETKU

ELEGI AWAL DAN AKHIR
Setiap makhluk pasti selalu ada awal dan akhir hanya Yang Khalik lah yang tiada awal dan akhir, kita dikarunia akal dan hati..maka haruslah dalam memahami dan mempercayai segala sesuatu menggunakan akal dan hati kita. kemampuan akal tiada tak terbatas, ketika akal sudah tidak mampu untuk memahaminya ,gunakanlah hati kita untuk memahami dan mempercayai.Manakala akal sudah habis dalam berpikir gunakanlah hati untuk bedzikir, bisikan hati yang suci tiada pernah membohongi

ELEGI PERUBAHAN
 Perubahan merupakan suatu keniscayaan,tiada satu makhlukpun yang tiada mengalami perubahan sadar ataupun tanpa sadar. kadang kita tidak merasa berubah karena kita telah membatasi diri bahwa berubah pada takaran wujud, padahal sebenar-sebenarnya berubah tidak hanya dibatasi wujud semata, kita bisa berubah karena waktu meski itu seper sejuta detik, kita seper juta detik yang lalu tidak sama dengan kita saat ini. karenanya sangatlah naif bila kita tidak mampu dan mau melakukan perubahan. Apalagi kalau kita telah mentasbihkan diri kita sebagai seorang guru, perubahan diri, perubahan perilaku, perubahan pemikiran, perubahan paradigma senantiasa harus dilakukan. Diri kita masa lalu tidak tepat digunakan pada masa kini, karena sebenarnya diri kita yang lalu dan kemarin berbeda dengan hari ini, demikian juga perilaku dan pemikiran kita. Paradigma kita masa lalu, kemarin sangatlah tidak tepat kita pakai hari ini, karena hari ini berbeda dengan hari kemarin dan yang lalu, baik beda umur kita, beda siswa kita, beda tempat kita dan banyak perbedaan yang lainnya. Akhirnya sebaik - baik manusia adalah yang senantiasa mau dan mampu berubah tentuk berubah menjadi lebih baik.

 ELEGI HATI KESATU
Kebenaran hakiki adalah kebenaran kata hati, keadaan yang ideal adalah keinginan hati, cita - cita yang suci adalah cita - cita hati. setiap manusia selalu menginginkan kebenaran hakiki,keadaan yang ideal dan cita - cita suci, tapi sering diantara kita mewujudkannya hanya dengan akal pikir belaka, jarang sekali kita bertanya pada hati. akal senantiasa berusaha namun dengan keterbatasannya apa yang diharap, apa yang dicita tiada pernah nyampai adanya sehingga timbul rasa gelisah timbul pemberontakan dalam jiwa kenapa kita tidak bisa...padahal cita-cita dan harapan hati tidak selamanya dapat di gapai oleh akal belaka, benarlah kata leluhur kita gunakan akal budi dalam mengapai cita dan harapan hati..

ELEGI ADA
Pada hakekatnya tidak ada sesuatu yang tidak ada, semua pasti ada.Yang menjadikan sesuatu itu menjadi tidak ada adalah batasan - batasan ada menurut persepsi kita. hal gaib menjadi tidak ada karena kita membatasi diri bahwa yang namanya ada jika kita dapat mengideranya, hal yang abstrak menjadi tidak ada karena kita menganggap bahwa yang ada adalah nyata.

ELEGI RUANG DAN WAKTU
Tiada secuil makhluk yang bebas menjadi dirinya sendiri, idependent dan hidup sendiri tanpa perlu yang lainnya selama dia berada dalam ruang dan waktu, minimal dia tergantung pada ruang dan waktu tersebut. Sangatlah arogan pabila mau memproklamirkan diri dan selalu mengatakan apapun dan siapapun mampu dia kendalikan, hanyalah Yang Khalik belaka yang tergantung dan mampu mengendalikan apapun dan siapapun. Ketika kita menyibukkan diri untuk memproklamsikan diri dan mengumbar ambisi tanpa kita sadari waktu telah berlalu dan akhirnya sampailah kita batasan waktu dan hijrahlah kita pada ruang yang berbeda tanpa pernah ambisi itu terpenuhi karena sebenarnya ambisi itu adalah diri kita sendiri, selama ada diri kita maka disitulah ambisi itu bersemayam. Akhir dari perjalanan ambisi adalah mati. Ambisi boleh berada pada diri kita tapi jangan sampai kita dikendalikan ambisi, kita lah yang harus mampu mengendalikan ambisi dengan hati yang suci.

ELEGI MURID CERDAS
Kepada Muridku Yang Teraniaya
Salam sayang selalu....
Muridku pertama - pertama dan utama maafkan daku gurumu,
Karena ketidak tahuan dan kemampuan diriku
Sehingga aku tidak menyadari
Apa yang kulakukan selama ini
Telah melukai dan menganiya hati
Tapi muridku
Gurumu ini tidak bisa memilih
Ingin rasanya semua kucurah seluruh jiwa dan hati
Tapi itu membuat anak gurumu ini iri
Tapi membuat istri gurumu ini dengki
Tapi membuat keluarga gurumu tertatih
Karenanya,
Maafkan gurumu ini
Harus pandai membagi
Karenanya
Maafkan gurumu semua
Harus membuat hati mendua
Gurumu tak ingin membuatmu luar biasa
Tapi anak gurumu teraniaya
Tapi keluarga gurumu merana
Tapi jangan takut muridku
Gurumu bukanlah daku semata
Ada gurumu di keluarga
Ada gurumu di tetangga
Ada gurumu di sesama
Ada gurumu di Televisi
Ada gurumu di Internet
Ada gurumu di Lingkunganmu dst
Daku hanya sebagian kecil dari guru - guru mu
Kalaupun adai muridku tidak berkenan terhadap daku
Coretlah daku dari daftar gurumu
Sampaikan kepada penghuni negerimu ini
Bahwa kamu tidak perlu
Seorang guru yang bisanya hanya mengeluh
Tidak pernah tahu
Hati dan keinginan murid - muridnya sepertimu
Sekali lagi...MAAFKAN DAKU

Dari Guru yang tidak tahu

MUHAMMAD SUHADAK
PPs PMAT 2012

ELEGI PLATOISM DAN ARISTOTELESISM
Tidak ada kebenaran yang absolut di dunia ini, demikian juga dengan matematika. Tidak ada kebenaran yang absolut di matematika, kebenaran matematika saat ini terkesan absolut hanya dikarenakan belum ditemukannya cara menyalahkan kebenaran tersebut. Mungkin hari ini tidak ada, tapi siapa yang berani menjamin kelak di suatu masa ditemukan cara menyalahkan kebenaran tersebut.
Akan tetapi dengan kerelatifan kebenaran matematika bukan berarti haram hukumnya mengajar matematika tersebut kepada para generasi atau bukan berarti kalau kita mengajarkan matematika diartikan kita telah mengajarkan kesesatan. Kebenaran relatif matematika tidak ada salahnya diajarkan dan bisa dianggap merupakan kebenaran yang absolut selama belum ditemukan kesalahan dari kebenaran tersebut. Kebenaran para platoism bisa saja diajarkan ditingkat sekolah secara dinamis akan tetapi cara pendekatan pembelajaran dan menilai memang sangat tepat menggunakan pendekatan Aristotelesism, biarlah pada takaran matematika di sekolah tidak usah dipertentangkan platoism dengan aristotelesism karena secara mental anak - anak sekolah belum siap untuk itu. Biarlah platoism dan aristotelesism menjadi konsumsi ketika generasi kita sudah siap untuk itu dan memang sebaiknya antara platoism dan aristotelesism bisa saling mengahargai karena sebenarnya tidak kebenaran yang obsolut di dunia ini

ELEGI RAMAI
Berdzikir bukan berarti hanya melafadzkan dzikir itu dengan suara saja semata, tetapi berdzikir harus menggunakan dengan segenap jiwa dan raga. Ketika kita dapat menyatukan segenap jiwa dan raga dalam dinamika dzikir maka tidak perlu bantuan alat untuk megemakan dzikir ke seluruh penjuru sendi - sendi tubuh dan ke seluruh penjuru bumi. Kemampuan suara untuk berdzikir dibatasi kemampuan suara dan alat pembantu suara untuk mengemakan dzikir tersebut. Tetapi kemampuan mengatur harmoni jiwa dan raga berdzikir akan berdampak pada perilaku pada pribadi tersebut, dan akan menjadikan pribadi tersebut benar - benar pantas menjadi Khalifah di muka bumi ini.

ELEGI SYAITAN
Ada syaitan yang paling berat dikalahkan, meskipun dia seorang yang super matematikawan sekalipun yaitu syaitan yang berupa manusia. Syaitan model ini amat susah dikenali kadang dia menjelma menjadi anak kita, istri/suami kita, orang tua kita, guru kita, teman kita dll. Model godaannya bisa berupa fisiknya, ilmunya atau bahkan pemikirannya. Sering kita tidak tahu siapa dia, karena kadang bisa menjadi kawan kadang bisa menjadi lawan. Seandainya berupa wujud maka mudahlah kita mengenalinya, tetapi yang paling berat godaan itu berupa pemikiran , kalau tiap waktu kita bergumul dengan pemikiran itu sehingga kita menjadi lupa segalanya maka pemikiran itulah yang sebenar - benarnya syaitan bagi dirimu. Pun pula dengan matematika jika tiap waktu kita disibukkan untuk menyatukan diri kita dengan matematika, maka matematika itu telah menjadi syaitan bagi diri kita.

ELEGI GUNUNG ES
Ilmu yang selama ini kita peroleh adalah dari penglihatan,pendengaran,perasaan,penciuman dan perabaan kita semata. Ilmu yang kita peroleh dengan menggunakan indera kita tak ubahnya seperti sebuah puncak dari gunung es, kita mengenalinya dari indera kita tapi kita tidak pernah menyelami secara sungguh - sungguh ada apa di balik, di dasar dan lereng - lereng gunung es tersebut. Kita hanya mengenali tidak lebih dari satu dari milyaran dan trilyunan bahkan ketak hinggaan gunung es, kita hanya memiliki tak lebih banyak dari setetes air di lautan. Kita masih harus banyak belajar karena apa yang kita pahami dan punyai sekarang amat tidak pantas untuk dipuaskan, kita harus banyak menuruni dan mengkaji secara keseluruhan komponen gunung es, apa yang terlihat dan apa yang tersembuyi dengan segenap jiwa dan raga, dan kita tidak boleh berhenti karena masih banyak gunung es - gunung es yang lainnya, kita telusuri kita kaji satu persatu dengan tiada pernah berhenti, kita akan berhenti tak kala kita mati.

1 komentar:

  1. Insyaallah saya akan sabar untuk selalu menemukan gunung es-gunung es berikutnya. Ketika pikiran sudah jenuh maka gunakan hati untuk berzikir, karena zikir dapat membuat rileks segalanya. Trimakasih Prog. Marsigit atas kesejukan ini.

    BalasHapus