ELEGI GURU PAK
Ada guru yang ditandai dengan SK - SK baik SK Pemerintah dan Yayasan.
Keberadaan guru tersebut jelas dan nyata dan bisa dicacah, Kuantitas
guru di Negeri gemah ripah loh jinawi luar biasa. Tetapi kualitas?
tunggu dulu. Banyak guru yang hanya puas hanya dengan keberadaannya
semata. Kepuasan dengan materi yang diperoleh telah menina bobokan para
guru, sehingga tidak ada sebersitpun dibenaknya untuk mengada yang
berujung sedikit lahirnya para pengada.Pun seandainya terlahir guru yang
mengada dan menjadi pengada, ternyata ketika ditelusiri ternya hanya
mengada - ada dan pengada - ada. Kalau gurunya saja berani menjadi
mengada - ada dan pengada - ada, lantas jadi apa murid - muridnya..??
Bukankah
apa yang dibuat dan apa diperbuat guru menjadi contoh yang terbantahkan
murid..?? Bukan guru kencing berdiri murid kencing berlari..?? Ini
menjadi refleksi bagi segenap guru, masa depan negeri ini langsung atau
tidak amat tergantung pada guru, memang bukan guru insich tetapi peran
guru tidak dapat disepelekan. Guru yang baik dan profesional tidak hanya
guru yang ada saja, tetapi guru mau mengada dan mampu jadi pengada
ELEGI PENGEMBARAAN
Filsafat berkembang seiring perkembangan manusia itu tersendiri, tetapi
secara ilmu filsafat berkembang mulai jaman India, Cina dan Yunani.
Perkembangan filsafat yang secara tidak langsung menjadi acuan
perkembangan ilmu secara signifikan melalui filsafat Yunani, yang
dimulai dari keingin tahuan akan arche ( Unsur Induk ). Jaman keemasan
filsafat dimulai dari Socrates melalui "Dialektika"( melalui pertanyaan2
). Kemudian berkembang secara berturut Plato dengan idealisme,
Aristoteles dengan Realisme, George Barkely dengan fatamorgana, Rene
Deskartes dengan skeptismenya ( Cogito Ergosum ), Imanuel Kant yang
mengabungkan antara Ide dan pengalaman. Dalam perkembangan selanjutnya
filsafat tidak dikembangkan dengan orientasi kosmos tetapi sudah
berorientasi pada ilmu pengetahuan melalui Hege, Brouwer, Russel,
Wittgistin, Hilbert, Godel, Hussel dan masa kontemporer senantiasa
selalu berorientasi pada ilmu pengetahuan.
ELEEGI ANOMALI
Anomali adalah nyata
Lahir karena serakah
Manusia merasa luar biasa
Semua bisa dilaksana
Semakin banyak yang diingini
Semakin dekat dg anomali
Semakin ingin lebihi hati
semakin mudah beranomali
Keinginan hati
Amatlah banyak isi
Akal manusia dibatasi
Hingga tak semua terpenuhi
Pikiran manusia juga bicara
Tapi tidak semua bisa di eja
Tidak semua dapat tertera
dan tidak semua terlaksana
Antara hati dan akal
Antara akal dan kata
Antara kata dan tulisan
Antara tulisan dan tindakan
Semuanya tidak bisa satu bahasa
Ketaksatu bahasa buat berbeda
Hati berkata ya pikiran berkata tidak
Pikiran berkata mudah kata yang keluar susah
Kata yang keluar setuju tulisan tertera tak setuju
Tulisan tertera hadir tindakan berbuat tak hadir
Itulah Anomali - Anomali
Semua terjadi karena besar kuasa hati
Tapi semuanya pikiran,berkata
Menulis dan bertindak
Ingin selalu mengingkari
ELEGI BENDUNGAN KOMTE
Masa August Komte abad 19, adalah masa kegelapan filsafat dengan konsep
logiko hepotito komte telah membrangus berkembangnya filsafat, dan tidak
mempercayai lagi yang namanya filsafat, logika menjadi panglima
peradaban. Akan tetapi konsep komte ini telah menimbulkan suatu paradoks
karena bagaimanapun manusia tidak bisa melepaskan dirinya dengan
namanya hati. Semakin mengembarakan pikiran maka suatu saat pikiran
sampai suatu titik jenuh dimana fenomena - fenoma yang dijumpai tidak
bisa diselesaikan dengan logika belaka. Ketika logika sudah mampu lagi
menganalisa disitulah peranan hati untuk mengurai.
ELEGI NILAI DIRI
Manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Kesosialan ini menjadikan manusia harus senantiasa berinteraksi dengan
manusia lainnya. Adab ketika berinteraksi adalah meluruhkan kesombongan
atau ego, selama kita tidak bisa meninggalkan ego maka gagallah menjadi
manusia. Kegagalan itu dikarenakan eksistensi manusia yang menilai
adalah manusia lainnya, eksistensi tidak ada artinya kalau hanya diakui
sendiri tanpa orang lain.
Eksistensi manusia akan semakin berkembang
dari pengalaman - pengalaman yang merupakan hasil interaksi dengan
manusia lainya. Setiap pengalaman ini akan sangat berharga apabila
setiap pengalaman senantiasa direfleksikan. Hasil refleksi akan sangat
berguna bagi eksistensi manusia itu sendiri apabila dapat dishare tidak
hanya pada lingkup lingkungannya sendiri tapi diekspansi ke lingkugan -
lingkungan yang lainnya.
ELEGI HATI
Manusia adalah semulia - mulianya makhluk ciptaan Allah, letak
kemuliaannya ada pada hati dan akal. Tidak ada secuil apapun ciptaan
Allah tidak bermanfaat, amatlah naif pandangan yang mengesampingkan hati
sebagai panglima dalam hidupnya. Hatilah yang menentukan baik buruk
seorang manusia, ketika hati baik maka baiklah manusia tersebut dan
sebaliknya. Karena Allah yang mencipta maka hanyalah Allahlah yang tahu
manfaat penciptaan hati dan akal. Dalam hidup ini banyak hal - hal
absurd yang kalau hanya mengandalkan akaltidak mampu dipahami, ketika
itu terjadi maka peran hatilah yang akan beri solusi
ELEGI SUMBER BACAAN
Inilah era digital, amatlah rugi manusia yang tidak mau dan mampu
memanfaatkan kecagihan dunia digital untuk belajar dan membelajarkan.
Jadul rasanya jika informasi sudah dapat melewati batas dunia, tetapi
manusia masih menggunakan cara yang konvensional dalam belajar
membelajarkan. Dengan kemajuan teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk
belajar membelajarkan, sehingga belajar bisa any where and any time
ELEGI INTUISI
Intuisi adalah kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran
rasional dan intelektualitas. Kemampuan ini sangat diperlukan karena
ketika manusia mempunyai intuisi yang tajam memungkinkan manusia mudah
memecahkan masalah. Banyak orang - orang besar yang berhasil dengan
mengedepankan intuisi dalam memutuskan suatu pilihan. Dalam konteks
matematika muara tujuan pembelajaran matematika adalah kemampuan
memecahkan masalah, dalam menyelesaikan masalah matematika tersebut
diperlukan suatu intuisi untuk mneyelesaikan, terutama untuk
permasalahan yang tidak rutin. Intuisi dapat berupa intuisi untuk
menentukan metode yang tepat untuk menyelesaikannya.
ELEGI INTUISI 2
Kontradiksi itu memang ada, UN adalah contoh nyata UU Sisdiknas,UU Guru
Dosen dan Permen Standar Proses secara tersurat dan tersirat
mengutamakan proses daripada hasil, tetapi dengan UN maka sebaliknya.
Dengan proses yang baik maka siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya,
dengan kontruksi itulah intuisi sebagai sintesa pengalaman siswa
tersebut dapat berkembang. Dengan berkembangnya intuisi ini menjadi
siswa mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dan ini bekal yang
sangat berharga untuk menghadapi kehidupannya.
ELEGI INTUISI 3
Tolok ukur berkembangnya suatu karakter adalah membudaya, matematika
sekolah berkembang jika matematika itu sudah menjadi budaya di sekolah
tersebut. Dengan membudayanya matematika secara hakiki itu berarti
matematika sudah menjadi kultur dan darah daging dari kehidupan sekolah
tersebut. Tatkala itu sudah terwujud tidak ada lagi siswa tersiksa
ketika belajar matematika, tidak ada guru yang mengeluh ketika mengajar
matematika. Karena matematika itu dirinya, siapapun tidak ada yang tidak
menyukai atau menolak dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar