Selasa, 27 Juli 2021

Belajar id

 

Belajar.Id


Kemudahan Akses Data

Dengan Belajar.id kita dapat mengakses data dari mana saja, di mana saja selama terkoneksi dengan Internet dengan penyimpanan data tidak terbatas

Kolaborasi

Kemudahan kolaborasi bahan belajar dengan orang lain, serta kolaborasi dalam penyelesaian tugas bersama dapat kita temukan dalam belajar.id

Eksplorasi

Pada fitur google classroom, bisa terhubung langsung dengan link google meet jika akan melakukan tatap maya dengan peserta didik, jadi ini akan memudahkan guru maupun siswa karena tidak perlu membuka device baru untuk mengakses google meet. Kapasitas google classroom dapat menampung 20 guru dan 1.000 siswa dan dapat mengundang wali untuk mendapatkan laporan wali.Penugasan di Classroom ada fitur impor nilai dari google form, ada mode terkunci chromebook, dan ada cek originalitas jawaban siswa. Dengan mode kunci chromebook ini jika diaktifkan, siswa yang sedang mengerjakan tugas secara online misalnya dengan google form, maka siswa tidak bisa membuka tab baru untuk membuka mesin pencarian seperti google dengan tujuan mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru.Google Meet ada fitur angkat tangan dan merekam. Fitur merekan khusus bagi pembuat rapat dan rekaman akan otomatis tersimpan di Google Drive







Jumat, 15 Maret 2019


25 TAHUN MENJADI GURU
2019, tahun ke-25 menjadi seorang guru. 24 tahun mengarungi kehidupan sebagai guru banyak pengalaman yang diperoleh baik dari dalam maupun luar instansi mengajar. Pengalaman dari dalam diantaranya interaksi dengan siswa, interaksi dengan teman, interaksi dengan tenaga kependidikan, interaksi dengan kepala sekolah, interaksi dengan lingkungan serta orang tua/wali. Pengalaman dari luar instansi mengajar diantaranya interaksi dengan dengan dinas pendidikan kabupaten, provinsi, LPMP dan PPPPTK Matematika. Pengalaman tersebut membantu dalam meningkatkan keprofesionalan sebagai guru.
Interaksi dengan siswa dengan berbagai macam suku, agama, sosial budaya menjadikan semakin paham bahwa tiap siswa merupakan individu yang unik, sehingga perlu pendekatan individu untuk membimbingnya. Pendekatan klasikal penuh tidak bisa diterapkan dalam pembelajaran, karenanya pembelajaran klasikal tidak relevan digunakan dalam pembelajaran. Interaksi ini juga menjadikan semakin paham bahwa perlu kesabaran dalam mendidik dan mengajar siswa.
Interaksi dengan guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah memberikan pengalaman tentang etika berkomunikasi. Komunikasi ini memberikan efek bertambahnya pengetahuan, baik pengetahuan dalam pembelajaran, agama, sosial dan lainnya. Interaksi ini memberikan pemahaman arti penting dari kekeluargaan, kebersamaan dan bekerja sama. Pelajaran yang utama dalam interaksi ini bahwa pekerjaan tidak dapat dikerjakan secara individu tetapi dikerjakan secara tim.
Interaksi dengan lingkungan dan orang tua memberikan pengalaman bahwa perlu komunikasi secara instens dengan masyarakat sekitar dan orang tua dalam mendidik siswa. Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh guru semata tetapi perlu peran serta masyarakat terutama keterlibatan orang tua sangat menentukan. Apapun yang dikerjakan guru akan sia-sia jika tidak didukung orang tua dan masyarakat sekitar. Interaksi guru dengan siswa dalam sehari ± 6 sampai dengan 7 jam di sekolah selebihnya siswa berada dalam didikan masyarakat dan orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa peran serta masyarakat dan orang tua sangat dominan dalam pendidikan.
Interaksi dengan luar sekolah, memberikan pengalaman bahwa komunikasi dan koordinasi sangat diperlukan dalam peningkatan karir dan pengetahuan. Peningkatan ini diperoleh melalui diantaranya kegiatan sosialisasi, diklat, workshop, seminar dan sebagainya. Kegaitan tersebut selama 24 tahun menjadi guru dilaksanakan dalam negeri, sehingga sering kegiatan-kegiatan tersebut hanya bersifat penyegaran, karena banyak hal yang sudah diperoleh tetapi diulang kembali pada kegiatan yang lain. Hal ini kurang memberi tantangan dan pengalaman yang baru.
Memasuki awal tahun ke-25 menjadi guru, PPPPTK Matematika memberi kesempatan sekaligus tantangan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Tantangan tersebut berupa mengikuti seleksi pelatihan guru ke luar negeri. Seleksi diawali dengan membuat essay 1 atau 2 lembar kertas dalam Bahasa Inggris, dengan segala keterbatasan dapat dibuat essay hanya 1 lembar halaman. Tahap berikutnya dilakukan interview dalam Bahasa Inggris secara vicall. Hasil seleksi memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti short course STEM di Penang Malaysia. Ini merupakan pengalaman baru sekaligus tantangan untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik.
Pengalaman baru yang pertama adalah pengurusan paspor. Paspor merupakan hal baru, selama ini pernah tahu apa itu paspor, bagaimana itu paspor, dan bagaimana pengurusan paspor. Melalui googlingsedikit tahu tentang paspor. Berbekal pengetahuan dari googling, pengurusan paspor dimulai dengan mendatangi kantor imigrasi. Setelah menunggu beberapa jam akhirnya perekaman paspor selesai dan harus menunggu beberapa hari untuk pengambilan paspor.
Pengalaman baru kedua dan sekaligus tantangan adalah pembiasaan berbahasa inggris. Selama ini, setelah lulus kuliah dan bekerja praktis Bahasa Inggris menjadi menjadi masa lalu. Kegiatan ini memaksa untuk membuka dan belajar kembali Bahasa Inggris. Kamus mulai dibaca, bacaan Bahasa Inggris mulai dipahami bahkan vidio berbahasa inggris mulai disimak. Meski demikian kemampuan Bahasa Inggris masih belum optimal bahkan masih lemah. Hal ini memberi pelajaran bahwa belajar harus senatiasa dilakukan tidak hanya ketika diperlukan saja.
Diskusi tema 21 Century Learning Skill & Math T & L bersama Ms Teh Kim Hong
Pengalaman baru yang ketiga dan sekaligus tanntangan adalah mengikuti kegiatan dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Dua hari kegiatan yang sudah dilalui terasa berat sekali. Ada dua hal yang memberatkan yaitu pertama memahami bahasa dan kedua memahami konten materi diklat. Kening berkerut ketika mendengarkan penjelasan materi dan sering nervous ketika ditanya pada saat kegiatan. Meski demikian tetap berusaha mengikuti kegiatan dengan sebaik-baiknya, karena kalau tidak dipaksa maka tidak akan pernah mengembangkan diri.
Current Practices & Issues of Math T & L oleh Mr. Gan Tech Hock
Konten diklat sendiri merupakan suatu tantangan, karena selama ini belum pernah menerapkan STEM dalam pembelajaran. STEM baru sedikit dipahami, mulai dari kepanjangan dan definisi serta sedikit contoh STEM terutama dari IPA. Hal ini menunjukkan bahwa perlu contoh penerapan STEM dalam matematika. Penerapan STEM dalam matematika ini diharapkan dapat diperoleh melalui kegiatan short course kali ini.


Penang, 12 Maret 2019
Muhammad Suhadak

Sabtu, 18 Januari 2014

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Menggunakan Metode Inkuiri



ABSTRAK

MUHAMMAD SUHADAK: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Menggunakan Metode Inkuiri. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Tujuan penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode inkuiri yang valid, praktis, dan efektif ditinjau dari prestasi dan curiosity siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yang mengembangkan perangkat pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode inkuiri. Model pengembangan diadaptasi dari model pengembangan Borg & Gall. Pengembangan terdiri dari delapan tahap yaitu  penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba pendahuluan, revisi produk utama, uji coba utama, revisi produk akhir, dan diseminasi dan implementasi. Subjek uji coba dalam penelitian ini terdiri dari sembilan siswa untuk uji coba pendahuluan dan 43 siswa untuk uji coba utama. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Biak Kota Kabupaten Biak Numfor. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar penilaian lembar validasi, lembar penilaian lembar penilaian guru, lembar penilaian lembar penilaian siswa, lembar validasi, lembar penilaian guru, lembar penilaian siswa, lembar observasi pembelajaran, tes ulangan harian, dan angket curiosity.

Penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel menggunakan  metode inkuiri yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), dan tes. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa masing-masing silabus, RPP, LKS dan tes valid, praktis, dan efektif. Valid menurut  validasi ahli dengan kriteria sangat baik, praktis menurut penilaian guru, lembar penilaian siswa, dan lembar observasi pembelajaran dengan kriteria sangat baik dan efektif ditinjau dari prestasi, dengan  76,74%  siswa mencapai KKM serta efektif ditinjau dari curiosity, dengan 100% angket siswa minimal kategori baik..

Kata Kunci:   pengembangan, perangkat pembelajaran, sistem persamaan linear dua variabel.










ABSTRACT

MUHAMMAD SUHADAK: Developing Two-Variable Linear Equation  Systems Teaching Package Using the Inquiry Method. Thesis.
Yogyakarta: Graduate School, State University of Yogyakarta, 2013.

The study aims to develop a two-variable linear equation systems teaching package using the inquiry method, which is valid, practical, and effective in terms of students’ achievement and curiosity.

This study is developmental research, which develops a two-variable linear equation systems teaching package using the inquiry method. The development model is adapted from Borg & Gall model. The development consists of eight phases: research and information collecting, planning, developing the preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, final product revision, and dissemination and implementation. The subjects of this study consist of  nine students for the preliminary field testing and 43 students for main field testing. The experiment was conducted at SMP Negeri 3 Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor. The instruments used are the assessment sheet of validation sheet , assesment sheet of teacher assessment sheet, assessment sheet of student assessment sheet, validation sheet,  teacher assessment sheet,  student assessment sheet, instruction observation sheet, evalution sheet, and  curiosity questionnaire.

This study has produced  a two-variable linear equation systems teaching package using the inquiry method including a syllabus, lesson plan, worksheet, and test. The result of the study shows that each of the syllabus, lesson plan, worksheet, and test is valid, practical, and effective. They are valid  according to experts’ judgment, in very good criteria; they are practical according to the teachers’ judgment, students’ judgment, and instruction observation sheet, in very good criteria; they are effective  in terms of achievement, where 76.74% student achieve the KKM and effective in terms of curiosity, where 100% of student questionnaire minimum score is in good criteria.

Keywords: development, teaching package, two-variable linear equation systems..

Jumat, 18 Januari 2013

EDS STANDAR ISI



STANDAR

ISI

Komponen

Indikator

1.1.      Kurikulum sudah sesuai dan relevan

1.1.1. Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun BSNP.

1.1.2. Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakteristik daerah,  kebutuhan  sosial  masyarakat,  kondisi budaya,  usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran.

1.1.3.  Kurikulum telah menunjukan adanya alokasi waktu, rencana program remedial, dan pengayaan bagi siswa.

1.2.                Sekolah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik

1.2.1.  Sekolah menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.

1.2.2.  Sekolah    menyediakan    kegiatan    ekstra    kurikuler                 untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.



1.         ISI

1.1.      Kurikulum sudah sesuai dan relevan

1.1.1.  Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun BSNP.

Bukti-Bukti Fisik

Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik
1.    SK dan uraian tugas tim pengembang kurikulum
2.    Notula Daftar hadir
3.    Dokumen 1 KTSP
4.    Silabus & RPP

  KEKUATAN:
Sekolah kami:
   1.    memiliki tim pengembang kurikulum yang dikuatkan dengan SK Kepala sekolah
   2.    KTSP di sekolah kami terdiri atas Dokumen 1 dan Dokumen 2 lengkap melibatkan pengawas, kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah
   3.    Kurikulum sekolah kami memuat 5 kelompok mata pelajaran
   4.    Kurikulum di sekolah kami memuat 13 10 mata pelajaran , muatan lokal, pengembangan diri
   5.    Kurikulum sekolah kami dikembangkan berdasarkan  7 prinsip pengembangan kurikulum
   6.    Kurikulum sekolah kami dikembangkan berdasarkan  7 prinsip pelaksanaan kurikulum
   7.    Kurikulum sekolah kami memuat beban belajar, KKM, dan kalender pendidikan

KELEMAHAN :
   1.    Dokumen Kurikulum sekolah kami belum disahkan oleh Pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
   2.    Dokumen 1 KTSP belum direviuw
 3.    Kurikulum disosialisasikan kepada semua warga sekolah




Tahapan Pengembangan

Tahap ke-4
V
Tahap ke-3

Tahap ke-2

Tahap ke-1
Kurikulum sekolah kami disusun dan dikembangkan sesuai dengan panduan BSNP dan menjadi rujukan bagi pengembangan kurikulum sekolah lainnya yang memiliki karakteristik yang sama.
Kurikulum sekolah kami disusun dan dikembangkan          sesuai         dengan panduan BSNP.
Kurikulum      sekolah      kami               disusun mengikuti               panduan  yang  disusun BSNP    namun     masih               memerlukan pengembangan.
Kurikulum       sekolah      kami                         belum sepenuhnya mengikuti panduan yang disusun BSNP.
Rekomendasi:
Ø  Workshop/Review Kurikulumdengan melibatkan warga sekolah
Ø  Pengesahan Kurikulum Sekolah
Ø  Sosialisasi Kurikulum ke warga sekolah












1.1.      Kurikulum sudah sesuai dan relevan

1.1.2.  Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran.

Bukti-Bukti Fisik

Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik

1.   Dokumen KTSP

2.   Program pengembangan karakter/budaya

3.   SK/KD Mulok

4.   Silabus dan RPP Mulok

Kekuatan:
1.  Dokumen Kurikulum dan mulok sekolah kami di susun berdasarkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik dan kebutuhan pembelajaran (Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006)
2.  Sekolah kami memiliki Program muatan lokal yang mencakup jenis program dan strategi pelaksanaan (Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006)

Kelemahan:

Tahapan Pengembangan

Tahap ke-4
V
Tahap ke-3

Tahap ke-2

Tahap ke-1
Kurikulum      sekolah     kami   disusun dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran yang terintegrasi dalam silabus setiap mata pelajaran serta menjadi rujukan kab/kota dalam pengembangan  kurikulum lokal.
Kurikulum sekolah kami disusun dengan mempertimbangkan karakteristik                        daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran dalam silabus setiap mata pelajaran.
Kurikulum sekolah kami     disusun dengan mempertimbangkan                    usia peserta didik dan kebutuhan pembelajaran.
Kurikulum      sekolah      kami     disusun belum mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran.
Rekomendasi:
Ø  Review Kurikulum sekolah sehinga sesuai dengan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran











1.1.      Kurikulum sudah sesuai dan relevan

1.1.3.  Kurikulum telah menunjukan adanya alokasi waktu, rencana program remedial, dan pengayaan bagi siswa.

Bukti-Bukti Fisik

Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik

1.  Dokumen KTSP (Struktur kurikulum)

2.  Rancangan dan program remedial dan pengayaan
3.  Jadwal Pelaksanaan Program remedial dan pengayaan
4.  Data guru pemberi program remedial dan pengayaan

Kekuatan:
1.  Sekolah memberikan alokasi waktu yang memadai untuk setiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri sesuai struktur kurikulum (permendiknas 22 tahun 2006)
2.  Sekolah kami melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan
3.  Sekolah kami melaksanakan program pengayaan bagi siswa yang tuntas untuk pengembangan lanjut
4.  Program remedial dan pengayaan diberikan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan
Kelemahan:
1. Guru yang menangani program remedial dan pengayaan belum di SK kan
2. Belum ada daftar Siswa yang mengikuti program remedial dan pengayaan
Tahapan Pengembangan

Tahap ke-4
V
Tahap ke-3

Tahap ke-2

Tahap ke-1
Struktur kurikulum sekolah              kami telah mengalokasikan waktu yang cukup bagi  peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya                    dengan          selalu melaksanakan program remedial dan pengayaan yang sistematis untuk setiap peserta didik.
Struktur kurikulum sekolah              kami telah mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya                            dengan  selalu melaksanakan program remedial dan pengayaan.
Struktur kurikulum sekolah                    kami kurang mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya,         sedangkan program remedial dan pengayaan kadang kala dilaksanakan.
Struktur      kurikulum sekolah kami tidak  mengalokasikan waktu  yang cukup bagi  peserta didik agar dapat memahami konsep               yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya, serta  program  remedial dan pengayaan              belum   pernah dilaksanakan.
Rekomendasi:
Ø  Peng-SK-an  guru yang menangani program remedial dan pengayaan
Ø  Pembuatan daftar siswa yang mengikuti program remedial dan pengayaan.













1.2.      Sekolah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik

1.2.1.  Sekolah menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.

Bukti-Bukti Fisik

Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik

1.     Dokumen KTSP

2.     Program layanan bimbingan dan konseling

 

Kekuatan:
1.     Sekolah kami memberikan layanan bimbingan dan konseling secara terprogram untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi siswa
2.     Sekolah kami memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada semua siswa

Kelemahan:
1.     Sekolah kami belum memberikan layanan bimbingan dan konseling secara berkesinambungan sesuai kebutuhan siswa melalui Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Tindak lanjut

Tahapan Pengembangan

Tahap ke-4
V
Tahap ke-3

Tahap ke-2

Tahap ke-1
Sekolah kami menyediakan layanan dan bimbingan secara teratur dan berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi setiap   peserta    didik,    baik    yang terprogram dengan jelas maupun berdasarkan kasus per kasus sesuai kebutuhan peserta didik.
Sekolah kami memberikan bimbingan secara teratur dan berkesinambu- ngan serta menawarkan pelayanan konseling        dalam                   memenuhi kebutuhan                   pengembangan                   pribadi peserta didik.
Sekolah kami masih sangat terbatas dalam        memberikan                  layanan bimbingan                    dan      konseling                    yang memadai                      dalam   memenuhi kebutuhan    pengembangan                   pribadi peserta didik.
Sekolah     kami      belum                 mampu memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik.
Rekomendasi:
Ø  Layanan bimbingan dan konseling secara berkesinambungan sesuai kebutuhan siswa melalui Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Tindak lanju












1.2.      Sekolah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik

1.2.2.  Sekolah menyediakan kegiatan ekstra kurikuler untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.

Bukti-Bukti Fisik

Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik

1.      Dokumen KTSP

2.      Program Kegiatan Ekstrakurikuler

3.      Jadwal kegiatan Esktrakurikuler

 

Kekuatan:
1.   Sekolah kami menyediakan Kegiatan ekstrakurikuler yang disesuaikan dengan minat, bakat, jenis kelamin dan tingkat perkembangan (usia) siswa serta budaya setempat
2.   Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler didasarkan pada minat sebagian besar siswa
3.   Sekolah kami menyelenggarakan beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi siswa
4.   Kegiatan ekstrakurikuler sekolah kami dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diprogramkan

Kelemahan:
1.   Kegiatan ekstra kurikuler diorganisasikan / diprogram melalui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut

Tahapan Pengembangan

Tahap ke-4
V
Tahap ke-3


Tahap ke-2

Tahap ke-1
Sekolah kami menyediakan berbagai jenis kegiatan ekstra kurikuler yang disesuaikan   dengan   minat    setiap peserta     didik     dan     melibatkan masyarakat dalam pengembangan ekstra- kurikulernya.
Sekolah kami sudah menyediakan beberapa kegiatan ekstra-kurikuler bagi    peserta    didik    yang          sesuai dengan minat sebagian besar peserta didik.
Sekolah kami menyediakan kegiatan ekstra-kurikuler                               tetapi                               belum mengakomodir    semua                          kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.
Sekolah     kami      belum                 mampu memberikan        kegiatan                        ekstra- kurikuler bagi peserta didik.
Rekomendasi:
Ø  Pengorganisasian kegiatan ekstra kurikuler melalui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut